29 Januari 2010,
Mungkinakah ini sindrom, atau ketakutan tidak beralasan, ataukah hanya takut kehilangan ke bebesan.
Berawal dengan berkumpulnya jejaka tulen di sebuah mall di jakarta tadi. Kita berbicara :."kapankah kami siap menikah" siap kah aku menikah sekarang ....?
Jejaka satu, perkerja yang cukup mapan, sudah punya calon dan sudah ditanyakan keseriusanannya, tapi masih ragu karena takut pernikahan membuat terkekangnya dia, tidak dapat membantu orangtua, tidak bisa adil, taku kehilangan kebebasa. Namun secara umur dan finacial di anggak cukup.
Jejaka d, perkeja pemerinta, gaji pas-paspasa, calon belum jelas, karir belum jelas, merasa siap menikah, yang ditakutkan tidak bisa membantu orangtua jika menikah nanti. Karena merasakan pengabdian yang masih kurang.
Kapankah kita siap? apakah benar penghasilan adalah faktornya ? jika benar uang kenapa pegawai rendahan
masih bisa berkeluarga, punya anak istri dan masih bisa hidup. Bagaimana dengan penghasilan yang tidak bertambah secara signifikan walaupun sudah berkeluarga. Mereka tetap hidup, mereka tidak kelaparan, ternyata di sana ada barokah yang bertambah bukan nilai nominal yang bertambah.
Dikantor sering ditanyakan kapan menikah, dipengajian, pas malam minggu juga.
Jawabnya hanya saya yang tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar